Hujan telah reda ketika kami sampai di sebuah coffee shop bernama Coffee Story ini. Hujan yang telah mengguyur kota ini sejak pagi tampaknya berhasil membuat orang enggan meninggalkan rumahnya. Tak hanya coffee shop ini, jalanan yang biasanya padat pun tampak lenggang. Lagipula, waktu telah menunjukkan pukul 21.15 WIB ketika kami tiba, jadi wajar saja jika semua hal tampak lebih sepi.
Suasana luar coffee shop ini tampak dingin dan dipenuhi waiter yang tampak sedang asyik mengobrol. Kami pun memilih untuk duduk di bagian dalam, tepat di balik bar yang tertutup partisi kayu berwarna coklat muda. Pertemuan kami malam ini sebenarnya terjadi begitu mendadak. Dia mengajak saya bertemu karena ingin bercerita tentang beberapa hal yang membuatnya berpikir tentang masa depan. Sebelum mulai bercerita, kami pun memesan dua minuman sebagai teman bercerita malam ini. Saya memesan segelas dry cappuccino, sedangkan dia memilih untuk menghindari caffeine dan memesan segelas Milo tea. Seorang waiter mengambil pesanan kami dan segera beranjak untuk meracik dua pesanan kami. Tanpa diberi aba-aba, dia pun mulai bercerita,
Tak ada yang bisa menghentikan ceritanya. Kalimat demi kalimat keluar dari mulutnya. Keluarga, cita-cita, ketakutan, dan berbagai rencana tentang kehidupan muncul silih berganti. Dia akhirnya memutuskan untuk berhenti sejenak ketika waiter mengantarkan pesanan kami. Kehadiran dua minuman ini berhasil menyita perhatiannya dan mengganti topik pembicaraan menjadi lebih ringan. Kami meminum pesanan kami masing-masing. Kopi pesanan saya berhasil memberi kehangatan dari hawa malam yang cukup dingin. Kopinya yang mantap berpadu dengan rasa susu dan foam yang lembut. Cairan berwarna coklat gelap ini membelai lidah dengan lembut dan menyisakan rasa kopi yang mantap di mulut. Teman saya menawari minumannya untuk saya cicipi. Menurutnya, minuman pesanannya menghadirkan sensasi yang aneh. Saya pun mencicipinya. Untuk saya minuman ini tak aneh namun memang menghadirkan sensasi yang unik. Rasa coklat dan tehnya terasa begitu seimbang. Tak saling menutup ataupun mendominasi. Mantap dan segar di saat yang bersamaan. Perpaduan semacam ini memang cukup jarang saya cicipi. Kehadiran kedua minuman ini cukup meringankan pembicaraan kami.
Setelah masing-masing dari kami mencicipi minuman kami, dia melanjutkan ceritanya. Sesekali dia menghentikan sembari meminum teh coklat miliknya. Seorang waiter datang layaknya penanda jam. Kehadirannya tak hanya menghentikan ceritanya namun juga menandakan jika kami harus segera beranjak. Sesuai dengan namanya, secangkir kopi dari Coffee Story ini berhasil membuat kami tenggelam dalam cerita.
Coffee Story
Jl. Dewi Sartika, Sagan, Jogja
10.00 – 23.00 WIB
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
(Dito/DISKON.com)
Nama Resto : Coffee Story
Alamat : Jl. Dewi Sartika, Sagan, Jogja
Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 25.000,-
Jam Operasional : 10.00 – 23.00 WIB
Rating :
Latitude: | Longitude: |