Setiap kali saya pulang melewati jam 10 malam, saya selalu tertarik untuk melihat toko atau tempat apa saja yang masih ramai didatangi orang. Dan setiap kali saya melintasi Ringroad Condong Catur, tepatnya di timur Polda DIY, saya selalu melihat sebuah warung tenda yang selalu ramai. Setelah cukup lama penasaran, saya pun mencoba menghentikan kendaraan saya dan mencari tahu apa yang sebenarnya menjadi daya tarik warung bernama Papiti ini.
Di depan warungnya tertulis “Sentra Gizi Jogja” dan “Susu Segar”, setidaknya saya mendapatkan gambaran bahwa susu menjadi daya tarik warung ini. Tapi susu seperti apa yang ditawarkan, saya masih belum tahu hingga akhirnya saya membaca serentetan menus susu yang mereka sajikan. Benar-benar banyak dan variatif.
Saya pun semakin bingung memilih susu mana yang akan saya pesan. Akibat kebingungan yang ngga jelas itu, saya pun memutuskan memesan Susu Coklat Jahe dan Susu Strawberry, dua jenis susu yang sebenarnya biasa namun menurut saya bisa dijadikan patokan kelezatan dari susu warung ini. Berhubung cukup lapar, saya pun memesan satu porsi Pecel Lele + Tempe, menu yang awalnya tidak saya bayangkan ada di dalam menu Papiti.
Meskipun ramai bukan main, tapi pesanan saya datang cukup cepat. Susu pertama yang saya cicipi adalah susu strawberry. Pada dasarnya apa yang ditawarkan benar-benar sederhana, campuran susu dan sirup strawberry. Perbedaannya adalah susu yang digunakan oleh warung ini tidak terasa amis namun masih gurih seperti susu segar pada umumnya. Berbeda dengan susu strawberry, susu coklat jahe lebih memberikan sensasi kehangatan, selain karena mengandung coklat yang memberikan efek rileks, jahenya yang cukup kuat memberikan kehangatan di badan.
Untuk saya, Papiti cukup istimewa. Tidak saja karena rasa susunya yang nikmat, namun juga cara mereka mempopulerkan produk susu tersebut. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana mereka memberikan begitu banyak varian, mulai dari Si Upik (susu kopi), Si Ucok (susu coklat), Susi (susu sirup), hingga Suteja (susu telur jahe), dan Tesi (susu telur sirup). Selain itu, jam buka warung tersebut yang dimulai sekitar selepas maghrib hingga menjelang tengah malam ini pun menjadi tawaran yang menarik untuk para pencari kehangatan susu.
Untuk menu pecel lelenya bisa jadi hanya merupakan menu sampingan yang disediakan untuk pelanggan yang kebetulan kelaparan seperti saya malam itu. Tidak istimewa namun cukup enak dijadikan pengganjal perut di malam hari. Setelah merasakan kekenyangan, saya pun segera membayar semua pesanan saya, dan ternyata satu gelas susunya hanya dikenai harga sekitar Rp. 5000 – Rp. 7000 saja. Murah dan bergizi.
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
(Dito/DISKON.com)