Tak bisa dipungkiri bahwa setiap orang memiliki klangenan atau hal-hal yang mengingatkan pada masa-masa tertentu. Semacam nostalgia, yang biasanya berupa makanan. Kota Jogja, yang kerap dijadikan sebagai tempat bersekolah di masa muda kerap memberikan kenangan-kenangan yang selalu diulang.
Salah satu jenis makanan yang kerap menghadirkan perasaan-perasaan nostalgik itu adalah nasi kucing. Bertempat di daerah Jl. Patangpuluhan, Jogja, saya bertemu dengan sebuah gerai makan bernama Klangenan. Konsep gerai ini menyerupai angkringan dimana menu-menu yang dihadirkan menyerupai menu angkringan, seperti nasi kucing dan ragam gorengan. Sistem mengambil makanannya pun seperti di angkringan, dimana setiap pelanggan mengambil lauk-pauk yang diinginkan lalu bayar di kasir. Ruangannya yang tertata menyerupai rumah ini membuat gerai ini terasa down to earth. Secara varian makanan, gerai makan ini menawarkan jenis yang cukup banyak. Diantara banyaknya pilihan tersebut, saya memilih untuk mengambil nasi udang, nasi oseng tempe, rica ayam, sate keong, dan wedang susu jahe.
Satu per satu menu yang telah saya ambil langsung saya santap setibanya di meja saya. Saya pun mulai menyantap nasi udangnya. Rasa gurihnya udang kecil menyerupai ebi, yang disajikan bersama nasi ini terasa begitu nglawuhi. Sederhana namun pas di lidah saya yang kebetulan sedikit ndeso ini. Berbeda dengan nasi udang yang cenderung gurih, nasi oseng tempe menghadirkan rasa yang manis-pedas. Menu ini (lagi-lagi) terasa begitu sederhana namun di saat yang bersamaan begitu akrab di lidah saya. Memang kesederhanaan rasa ini lah yang kemudian kerap menghadirkan perasaan rindu pada menu-menu angkringan semacam ini. Tak heran jika menu seperti ini kerap dijadikan klangenan oleh orang-orang yang kebetulan sudah tidak lagi berada di Jogja. Untuk lauknya, saya mulai mencicipi rica ayamnya. Rica ini adalah rica bergaya Jawa, yang kecenderungan rasanya lebih mengarah ke rasa manis dan pedas. Sangat tipikal menu-menu yang diadaptasi ke lidah orang Jawa. Salah satu menu yang menurut saya cukup unik dan menarik untuk dicoba adalah sate keong, yang kenyal, gurih, dan sedikit manis. Menu ini sangat jarang saya temukan di tempat lain, dan secara rasa menu ini unik. Tak mudah untuk menyukainya namun jika sudah suka, menu ini terasa lezat dan bikin nagih.
Untuk ukuran gerai yang menyajikan menu-menu angkringan, gerai ini terbilang cukup berhasil. Selain secara rasa yang memang tak terlalu dimodifikasi, secara ruang pun terasa sangat nyaman untuk dijadikan tempat berkumpul bagaimana selayaknya gerobak angkringan yang kerap dijadikan arena kumpul warga sekitar. Gerai in berhasil menghadirkan romantisme berkumpul dan menyantap menu-menu yang identik dengan Jogja.
Waroeng Klangenan
Jl. Patangpuluhan, Jogja
16.00 - 23.00 WIB
Buat toko online cuma 20 detik! Hanya Rp 99ribu/bulan. Coba sekarang GRATIS 15 hari. Kunjungi Jejualan Jasa Pembuatan Toko Online.
(Dito/DISKON.com)
Nama Resto : Waroeng Klangenan
Alamat : Jl. Patangpuluhan, Jogja
Harga Per Porsi makan dan minum : Rp 10.000,-
Jam Operasional : 16.00 – 23.00 WIB
Rating :
Latitude: | Longitude: |